Saya Berikan 7 Cerita Fabel Untuk Anda - Alim Yuparham

Saya Berikan 7 Cerita Fabel Untuk Anda

Menurut Wikipedia Fabel (bahasa Inggrisfable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral.

Dan kali ini yang saya berikan adalah kumpulan cerita fabel 

 

Kumpulan cerita fabel


1. Nelayan dan Ikan Kecil

Ada seorang nelayan sedang memancing di pinggir sungai. Begitu kail dan umpannya dijatuhkan ke sungai itu, tak lama kemuddian ada seekor ikan kecil yang sedang lapar. Rasa lapar itu membuatnya kurang berhati-hati dan tak waspada, sehingga saat melihat makanan di depannya, langsung saja disantap. La tak menyadari bahwa makanan itu adalah umpan yang di pasang pada mata kail si nelayan.  Setelah umpan tersebut dimakan, mulutnya terjerat. La tak bisa melepaskan diri.
Pada saat yang sama, nelayan tadi melihat kailnya bergerak-gerak. Hatinya bersorak-sorak "Nah...kena kau". Dengan hati-hati ditariknya kail, setelah terlihat ada ikan di ujungnya secepat kilat nelayan tadi menghentakkan kailnya ke darat. La merasa puas melihat ikan yang dimata kailnya meggelepar -gelepar tak berdaya. "Aa...rupanya tidak sia-sia pekerjaanku hari ini. Meski harus menunggu lebih dari tiga perempat jam,"gumamnya sendirian. Segera ikan tadi diambil dari mata kail. Ketika hendak dimasukkan ke dalam bubu, ikan tadi merintih kesakitan dan dengan memelas memohon pada pak nelayan. "Wahai, nelayan tolonglah aku, lepaskanlah aku! Bukankah aku masih kecil? Jika aku engkau tangkap sekarang, tak seberapa banyak dagingku. Lagi pula engkau seorang nelayan yang tangguh dan pandai, pasti sebentar lagi engkau akan mendapatkan ikan yang lebih besar. Tolonglah aku, Pak nelayan, lepaskanlah aku, kumohon," ratapnya.
Pak nelayan menjawab "Wahai ikan kecil, dengarkanlah olehmu! jangan engkau membujuk-bujukku seperti itu karena aku tak akan melepaskanmu. Sebab jika engkau kulepaskan kembali sekarang, pasti engkau akan bebas dan bersembunyi. Besok atau lusa, bulan depan atu tahun depan, aku tak akan mungkin mendapatimu lagi. Oleh karena itu ikan kecil, tak usah engkau berharap dapat lepas, kerena enkau akan tetap kubawa dan kugoreng untuk lauk kami sekeluarga."

Cerita tersebut mengandung pesan:
Segala sesuatu yang sudah pasti, jangan dilepaskan untuk sesuatu yang belum pasti, kerena peluang baik tak akan datang dua kali.




2. Kucing Hutan dan Harimau Tutul

Ada seekor kucing hutan yang sedang berjalan sambil berkhayal. Hal itu membuat dirinya kurang waspada dan berhati-hati. Tiba-tiba ia merasakan tanah yang dilaluinya ambrol. Begitu tersadar ia sudah berada dalam sebuah lubang. Lubang tersebut sangat dalam, dalamnya kira-kira delapan kaki. Kucing hutan itu ingin melepaskan diri dari lubang tadi. Maka ia pun melompat sekuat tenaga, namun usahanya itu sia-sia. Lubang itu terlalu dalam untuknya, sehingga lompatannya tak dapat mencapai permukaan tanah. La pun terjatuh lagi ke dalam lubang. Sambil terengah-engah karena cape, ia terduduk dan diam saja. La menyesali perbuatannya, berjalan sambil melamun.
Sekarang ia merasa gentar. La sangat takut seandainya tak dapat keluar dari lubang itu, ia pun menagis sambil berteriak-teriak meminta tolong. "Tolong, tolong....Hai ...siapa pun yang lewat di atas lubang ini, tolonglah aku, keluarkan aku dari lubang ini!" Teriakan kucing hutan itu sangat keras, sehingga menimbulkan gema. Harimau tutul yang waktu itu sedang  mengintip kijang untuk makan siangnya merasa sangat terganggu. Konsentrasinya buyar. Suara berisik dari dalam lubang tersebut membuat kijang lari ketakutan. Harimau tutul sangat kesal. Gara-gara suara itu ia gagal mendapatkan makanan.
Dengan cepat harimau tutul menuju ke tempat asal suara. La mendapati sebuah lubang yang cukup dalam. La pun menjengukkan kepalanya kedalamnya. Wajahnya tampak putus asa. Terdorong oleh kekesalannya, harimau tutul pun berkata "Wahai kucing hutan, Pemakan ayam, apa kerjamu di situ? tidak pantas bagimu berada di dalam lubang. Seharusnya engkau berada di lubang pohon dan mengejar-ngejar ayam hutan untuk santap siangmu.  Kenapa engkau sampai terperosok kesitu? . Coba ceritakan padaku bagaimana awal mulanya. Dasar tak tahu di untung. Teriakan minta tolongmu mengganggu konsentrasiku dan menggagalkan pemburuanku. Gema suaramu sangat berisik, sehingga kijang, calon santapanku lari ketakutan. Rasakan bagaimana tak enaknya terperangkap di lubang."
Kucing hutan sangat kesal mendengar perkataan harimau tutul. Maka ia pun menjawab "Hai, harimau tutul. Kenapa marah-marah padaku? . Cepatlah tolong aku. Aku sangat membutuhkan pertolonganmu.Jika engkau berbicara kasar dan menyakitkan. Lebih baik engkau menolongku dulu, baru kemudian marah-marah."

Cerita tersebut mengandung pesan:
Menghina penderitaan orang lain adalah sikap yang tidak baik dan menunjukkan betapa rendah budi pekerti yang dimilikinya.



3.Serigala dan Gagak

Ada seekor serigala tengah berjalan di sepanjang  bantaran sungai sambil mengendus-endus dan  membayangkan makanan yang lezat. Air liurnya  menetes karena ia ingin sekali menyantap sepotong dendeng yang lezat.
Tak lama serigala melihat burung gagak yang terbang lalu bertengger di dahan tepat di atas kepalanya. Serigala melihat paruh burung  gagak agak sedikit terbuka pertanda membawa mangsa. O/ la/ la ternyata  burung gagak baru mencuri dendeng. Rupanya, burung gagak ingin memakan dendeng itu di atas dahan.
"Ah, kebetulan sekali. Gagak membawa dendeng impianku. Dendeng itu milikku. Aku harus merebutnya dari paruh gagak, " pikir serigala.
Serigala mnuju dahan tempat gagak bertengger. Sesampainya di sana ia pun berseru dengan kerasnya "Aduh...cantik sekali burung iini, burung apa namanya? Seumur hidup aku belum melihatnya. Bulunya bagus, hitam berkilau, aku sungguh-sungguh kagum."Burung gagak merasa tersanjung.
Serigala mulai mengecoh gagak denga kata-kat yang manis. La berharap gagak akan menjawab perkataannya sehingga paruhnya terbuka penuh. Jika sudah demikian, maka dendeng yang dibawanya akan terjatuh dan ia akan gati memungutnya.
Serigala melanjutkan pujiannya "Ayolah, burung yang cantik. Perdengarkan suaramu! Pasti suaramu sangat merdu. Aku ingin mendengarkannya, aku yakin suaramu pasti akan membuatku dan mengantarku tertidur."
Gagak yang merasa sangat tersanjung itu pun berniat untuk mendengarkan suaranya. La lupa bahwa paruhya sedang membawa dedeng untuk makan siangnya. Tanpa sadar ia membuka paruh. Dan apa yang terjadi ? Begitu paruhnya terbuka, dendeng yang di bawanya terjatuh. Serigala yang melihat rencananya berhasil tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. La pun memungut dendeng dan membawanya berlari, menjauhi gagak yang tertipu.

Cerita tersebut mengandung pesan:
Agar kita tidak mudah percaya kepada kata-kata manis itu mempunyai maksud-maksud tertentu, menyesatkan dan menimbulkan kerugian bagi kita.



4. Serigala dan kambing kecil

Ada seekor serigal. Setiap kali ia mencari mangsa, pasti bertemu dengan seekor kambing kecil yang sangat bagus rupanya. Kambing kecil itu gemuk dan sehat. Kulitnya berkilat-kilat.
Serigala sebenarnya tengah mengincar kambing kecil itu untuk menjadi mangsanya. La selalu membayangkan, dapat menerkam dan menyantap kambing kecil itu. Namun sayangnya, setiap ia bertemu dengan kambing kecil, pasti kambing kecil itu selalu bersama-sama dengan seekor kambing jantan yang besar. Perawakannya tegap dan berewokan. Serigala berpikir, ia takkan menang melawan kambing jantan itu. Oleh karena itu timbullah nuat liciknya.
Suatu hari saat serigala sedang berburu, ia bertemu lagi dengan kambing kecil dan kambing jantan yang tegap perawakannya itu. Maka, ia pun menyapa dengan kata-kata yang manis dan dibuat-buat. Demikian ucap serigala
"Hai, kambing kecil yang tampan apa kabarmu?"
"Aku baik-baik saja, paman serigala", jawab kambingkecil.
"Apa kabarmu juga baik-baik saja, Pak Kambing?" tanyanya lagi pada kambing jantan.
"Hmm, aku baik-baik saja, Serigala," jawab kambing jantan sambil menggosokkan tanduknya.
Kambing jantan itu tahu bahwa serigala adalah hewan yang licik dan suka menipu. La sering berkata-kata dengan mulut yang manis tetapi punya maksud-maksud tertentu yang jahat. Oleh karena itu ia bersikap waspada, dan selalu berada dekat-dekat dengan kambing kecil.
Serigala mengeram, ia lalu berbicara lagi pada kecil setengah berbisik "Kambing kecil, kenapa engkau begitu percaya pada kambing jantan ini? Bukankah ia sangat buruk dan tubuhnya berbau? Wajahnya sangat menyeramkan, pastilah hatinya sangat jahat. Berhati-hatilah kau.  Lebih baik engkau pergi berjalan-jalan dan mencari makan dengan ibumu saja, jangan mudah percaya pada kambing  jantan berewokan itu."Serigala mulai menghasut kambing kecil.
Kambing kecil yang sudah di nasehati oleh ibunya menjadi tidak senang dengan perkataan serigala. La tahu bahwa kata-kata serigala itu hanyalah manis di mulut saja, tetapi sebenarnya bermaksud jahat. Oleh karena itu dia pun menjawab "Wahai, Paman Serigala. Jangan engkau berkata demikian padaku! Jangan berani-berani lagi engkau menghina paman kambing ini badannya lebih besar dari padamu. La juga sangat kuat. Tanduknya sangat lancip dan tajam. Justru engkau yang harus berhati-hati. Sekali engkau ditanduk oleh paman kambing, maka robeklah dan keluarlah segala isi perutmu. Aku tahu, engkau hendak menghasutku. Kata-katamu tadi sangat licik. Aku tak percaya padamu. Aku lebih percaya pada paman kambing."
Serigala menjawab lagi "Kambing kecil, pecayalan padaku! Aku berkata demikian karena aku merasa kasihan padamu." Kambing kecil menukas,"Ketahuilah olehmu Paman serigala. Paman kambing ini aku temui bersama ibuku di padang rumput. La mengikuti kami karena ia ingin menjaga kami. Banyak hewan buas yang mengincarku dan hendak memangsaku.  Selama ini paman kambing sangat baik kepada kami."
Kambing kecil melanjutkan kata-katanya "Paman kambing selalu melindungi kami, dan memberikan nasihat yang baik. La menhgajariku untuk waspada terhadap hewan-hewan buas yang setiap saat dapat memangsaku. La juga mengajariku agar tidak mudah percaya pada kata-kata yang manis tetapi sebenarnya bermaksud jahat. Termasuk juga aku harus berhati-hati dan tidak mudah mempercayai paman serigala."
Serigala diam seribu bahasa. La tak dapat lagi berkata. Rupanya niat jahatnya telah  di ketahui oleh si kambing. Kambing kecil lalu berkata lagi "Paman Serigala, sebaiknya engkau pergi sebelum terlambat. Paman kambing pasti akan menandukmu dan merobek-robek perutmu. Pergilah dan jangan mengganggu kami!" Kambing jantan menyahut "Pergilah kau Serigala, atau engkau ingin merasakan ketajaman tandukku!" Tanpa banyak cing-cong serigala beringsut perlahan-lahan. Setelah agak jauh dari tempat kambing jantan berdiri, ia pun secepat kilat berlari terbirit-birit sambil melolong ketakutan.

Cerita tersebut mengandung pesan :
Jangan mudah pecaya dan tergiur dengan kata-kata manis yang mengandung maksud jahat di baliknya. 




5. Seekor Lalat Dan sebuah kereta

.Ada sebuah kereta keci yang di hela oleh dua ekor kuda. Gerakannya naik-turun berjalan di atas jalanan yang berbatu. Kadang gerakannya tenang saat melalui jalanan yang rata.
Pada saat kereta melalui jalanan yang berbatu, jalannya menjadi lamban. Pada saat itu ada seekor lalat terbang dari arah yang berlawanan. Lalat itu termasuk lalat yang besar. La lalu hinggap di kereta kuda tersebut. "Aduh...pasti kereta ini menjadi berat karena aku hinggap  di atasnya, "gumamnya.
Memang demikianlah, gara-gara lalat hinggap di bagian belakang kereta itu, kereta menjadi bertambah lamban jalannya. Meskipun kuda yang menghelanya dipukuli dengan cemeti oleh sang Sais, namun seolah sia-sia saja. Kereta tetap berjalan lamban. Apalagi saat kereta melalui jalanan berpasir. Saat itu kebetulan matahari sedang bersinar dengan teriknya. Pada jalan yang menanjak, kereta kadang-kadang terbenam kedalam pasir.
Lalat yang hinggap di bagian belakang kereta bersorak hatinya. Timbullah pikirannya yang sombong. Dia mengira bahwa lambannya jalan kereta karena berat tubuhnya. Dan ian merasa bahwa ia adlah makhluk paling berat yang sanggup melambankan laju kereta.  Dia berani  bertaruh tidak ada makhluk lain yang melebihi berat tubuhnya.

Cerita di atas mengandung pesan
bahwa seseorang tidak boleh sombong dan mengira dirinya yang paling kuat. Karena jika orang lain mengetahui hal yang sebenarnya, tentulah kesombongan itu akan menjadi bahan tertawaan saja.




6. Burung Merak dan Burung Sandang lawe

Ada seekor burung Sandang Lawe sedang bermain-main di tengah pandang bersama-sam dengan kawannya yang bernama burung Merak. Mula-mula, mereka sama-sama terpesona melihat-lihat pemandangan di padang yang luas itu. Keduanya berjalan sambil berbincang-bincang. Lama-lama perbincangan mereka berubah menjadi pertengkaran yang seru. Mereka saling mengotot dan ganti menyahut pembicaraan. Apakah gerangan sebabnya?
Pertengkkaran itu hanya bermula dari kesombongan si burung Merak. Dalam setap kesempatan, burung Merak selalu memuji-muji diri, memuji kemilau bulunya serta keindahan ekornya saat menari. Setiap sekali ia berbicara pasti diikuti dengan putaran tubuhnya yang indah serta tariannya yang lincah dan memikat. Tak lupa ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya kenan dan kekiri.
Setelah melakukan aksi demikian, burung merak lalu berkata "Hai, burung Sandang lawe, ketahuilah, inilah yang disebut indah. Bulu-buluku mengkilat berwarna-warni, ekorku panjang dan bisa mekar seperti payung. Di kalah indah. Lihat pula kepalaku! Tuhan memberikan aku mahkota yang tak kalah indah. Jika engkau ingin mengetahui bagaimanakah keindahan itu? Lihatlah aku, lihat-lihatlah diriku, lihat keseluruhan tubuhku, dan kau akan menemukan keindahan yang sejati di sana. Sandang Lawe, di dunia ini mana ada yang bisa mengalahkan keindahanku? Ku rasa kalaupun ada, pastilah tak seindah diriku. Iya, kan, Sandang Lawe?"
Didalam hatinya burung Sandang Lawe mengumpat-umpat dan kesal hatinya kepada burung merak yang sombong itu. Dan seketika itu juga, burung Sandang Lawe  mengepakkan sayapnya lalu terterbang ke angkasa dengan sangat cepat, berputar-putar di sana sesaat, lalu berkata dengan keras pada burung merak. "HAi, Merak yang mengaku memiliki tubuh yang indah. Janganlah engkau sombong dan selalu memuji diri. Aku mengakui bahwa bulu-bulumu memang sangat indah dan mempesona siapa saja. Tapi coblah, kejarlah aku sekarang! Pakailah bulu-bulumu yang indah itu untuk terbang. Jangan hanya diputar-putar untuk menari saja. Tak ada gunanya punya bulu yang indah kalau bulu-bulu itu tak bisa terbang." Burung Merak dia saja. Dia tahu bulu-bulunya tak dapat membawanya terbang. La pun tertunduk, merasa malu kepada burung Sandang Lawe. Burung Sandang lalu berkata lagi "Merak, jangan engkau berbesar mulut dan menyombongkan diri. Tiap-tiap makhluk telah diberi kelebihan masing-masing oleh Tuhan. Lihatlah aku, meski bulu-buluku tak seindah bulu-bulumu, tetapi bulu-bulu ini mampu membawaku terbang ke awan. Jangan kau bersedih,  aku tak bersungguh-sungguh menghinamu karena kau tak bisa terbang. Aku hanya mengingatkanmu agar engaku tidak selalu memuji keindahan diri di hadapan makhluk lain yang memiliki kekurangan dalam hal kecantikan tubuh dan keindahan bulu-bulu sepertimu. Dan ingat-ingatlah selalu, bahwa bulu-bulu  indahmu itu, tak dapat membawamu terbang ke awan!".

Cerita tersebut mengadung mengandung pesan:
Kecantikan, ketampanan maupun keindahan yang tidak disertai dengan perilaku yang baik dan rendah hati, tidak akan ada gunanya.




7. Seorang Ayah dan Anak-anak Lelakinya

Ada seorang ayah yang sudah tua. Saat itu hatinya sangatlah susah. La memiliki tiga orang anak laki-laki. Apa yang mrmbuat hatinya susah? Ternyata ketiga anak laki-lakinya itu selalu bertengkar. Tiap hari ada saja alasan yang membuat ketiga anaknya itu bertengkar dan perang mulut. Selain susah, ia pun bingung memikirkan hal itu. La ingin menemukan cara yang tepat untuk menyadarkan ketiga anak lelakinya itu.
Suatu hari, lelaki tua itu sepertinya telah menemukan sesuatu yang tepat untuk menasehati ketiga putranya  bersama-sama. Setelah ketiga anaknya mendekat, sang ayah pun berkata "Wahai, anak-anakku, aku ingin menguji kekuatanmu. Barang siapa bisa menunjukkan kekuatannya aku akan memberikan hadiah yang menarik."
Si sulung berkata mewakili saudara-saudaranya yang lain "Ayah,apa yang harus kami lakukan untuk menunjukkan kekuatan kami?". "Begini, aku mempunyai seikat sapu lidi. Tolonglah salah satu diantara kalian cobalah untuk mematahkannya!" perintah ayahnya.
Ketiga anak lelaki itu pun bergantian berusaha mematahkan seikat sapu lidi tersebut. Ternyata tak satu pun dari mereka yang dapat mematahkannya. Bahkan ketiganya telah mencoba untuk mematahkannya bersama-sama, namun hasilnya sama saja. Ikatan sapu lidi itu tak dapat dipatahkan. Ayahnya kemudian berkata "Karena diantara kalian bertiga tak seorang pun yang dapat mematahkan ikatan sapu lidiku, maka tak akan ada hadiah. Sekarang cobalah engkau masing-masing mematahkan sebuah lidi ini,"Kata ayahnya sambil memberikan kepada ketiga anaknya masing-masing sebuah lidi. Apa yang terjadi! Dengan mudah mereka bertiga mampu mematahkan batang lidi tersebut.
Ayahnya lalu berkata lagi "Wahai anak-anakku, sesungguhnya sapu lidi tadi adalah perlambang yang dapat menjadi pelajaran berharga untuk kalian. Sapu lidi yang ada da;am ikatan yang kuat tak akan dapat didapatkan. Sedangkan satu batang lidi dapat dengan mudah di patahkan. Ambillah pelajaran dari sapu lidi ini. Janganlah kalian selalu bertengkar, karena pertengkaran akan mengundurkan persaudaraan di antara kalian. Lebih baik kalian bertiga rukun selalu, agar sulit dipatahkan seperti layaknya sapu lidi dalam ikatan."

Cerita tersebut mengandung pesan:

Kerukunan akan menimbulkan kesentosaan, dan pertengkaran akan membawa kerusakan hubungan.

No comments