Kisah Kisah Nasiruddin Hoja
Hello kali ini Admin
akan membagikan berbagai cerita atau kisah-kisah menarik untuk anda, yang
mungkin anda sukai. Kisah ini yang saya ambil dari buku :
Ber-judul : SERI
KISAH JENAKA SARAT MAKNA
Karya :
Dhurorudin Mashad
Disini terdapat 10
Kisah dengan Makna
Sebagai berikut
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meruntuhkan Kesombongan
Dahulu kala hiduplah seorang anak
muda yang bangga pada dirinya tiada terkira, bahkan cenderung angkuh lagaknya.
Sikap gembede alias merasa gede bin hebat ini muncul akibat kecemerlangan otak
pikirannya. Anak muda itu memang cerdas, cerdik, lihai, bahkan cenderung licik
tabiatnya. Akibat kehebatannya, ia mengklaim kepada siapa saja, bahkan bernada
menantang kepada siapa saja, bahwa dirinya orang hebat, tak bisa ditipu oleh
siapa pun juga.
Kabar tentang sikap anggak bin
arogan ini sempat terdengar ditelinga Nasiruddin Hoja. Merasa penasaran, namun dengan niat untuk menyadarkan,
Nasiruddin Hoja segera menemui sang pemuda yang arogan. Suatu hari, tanpa
sengaja Nasiruddin berpapasan dengan sang pemuda di perempatan jalan . Kontan,
dia memanggil sang pemuda dengan
teriakan, “Hai anak muda!” seru Nasirudddin sambil melambaikan tangan.
Yang dipanggil lantas
menghentikan langkahnya, apalagi dia tahu bahwa sang pemanggil adalah
Nasiruddin Hoja yang terbilang hebat di Negerinya.
Setelah Nasiruddin berada di
hadapan sang pemuda, langsung to the
point ia berkata: “Aku mendengar
kabar; engkau mengklaim diri sebagai pemuda hebat tak terkira”.
“Benar ;”
kata sang pemuda singkat, bernuansa percaya diri bahkan cenderung tinggi hati.
“Aku juga mendengar beri ta, engkau menantang siapa saja untuk mampu
menipumu, “ kata Nasiruddin dengan nada
menyelidik.
“Itu juga benar,” kata sang pemuda dengan pongah gayanya.
“Oke, kalau begitu tunggu aku disini, di tempat ini. Sebentarlagi aku
pasti akan memperlihatkan bukti bahwa aku adalah orang yang mampu menipumu, aku
adalah orang mampu meruntuhkan arogansi kesombonganmu,” kata Nasiruddin sambil beranjak pergi,
meninggalkan sang pemuda tadi.
“Baik kita buktikan nanti. Aku akan menunggumu di sini sampai engkau
kembali,” jawab anak muda yang merasa dirinya tertantang oleh Nasiruddin
Hoja.
Setelah menunggu menit demi
menit, jam demi jam, Nasiruddin belum menammpakkan batang hidungnya. Rasa
jenuh, jengah bin marah mengganjal di hatinya. Dalam hati ia berkata: “Mana itu manusia aneh yang berani
menantangku tadi? Mungkin ia tak percaya diri untuk berhadapan denganku, sang
manusia hebat ini.” Itulah rasa sombong yang sempat menyemburat di hati
sang pemuda tinggi hati tadi.
Ditengah kegelisahan waktu
penantian, seorang kawan kebetulan lewat di hadapannya, sambil berkata heran, “Sejak tadi kuperhatikan kau berdiri
nganjir di sini, di perempatan ini.
Sobat, apa yang engkau cari? Atau siapa yang engkau nanti?”.
Setelah mendengar cerita si anak
muda, sang kawan langsung tertawa terpingkal-pinngkal dibuatnya sembari ia
berkata: “Kamu tolol sobat! Kamu telah di
kaabuli Nasiruddin Hoja”.
Mendengar informasi ini kontan muka
sang pemuda memerah akibat malu campur aduk dengan rasa marah. La pun buru-buru
berlalu dengan sedikit rasa malu akibat ketahuan berhasil ditipu.
Mutiara Makna Kisah jenaka:
Zat satu-satunya yang boleh sombong bin takabur hanyalah Allah, karena
memang hanya Dia Zat Tunggal yang paling utama, paling sempurna, paling
berkuasa, paling tahu segalanya. Tak ada sesuatu pun mampu menyamainya apalagi
melampauinya.
Komentar